Selasa, 04 Desember 2012

Sinopsis Novel Jokowi Si Tukang Kayu


Novel                          : Jokowi Si Tukang Kayu
Pengarang                   : Gatotkoco Suroso
Tebal Buku                  : 246 halaman
Pelaku Utama              : Joko Widodo
Penerbit                       : PT Ufuk Publishing House


SINOPSIS


Joko Widodo dilahirkan di Bantaran Kali Pepe, utara Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah. Bapaknya, Notomiharjo merupakan pedagang kayu dan bambu. Ibunya Sujiatmi. Ia adalah anak sulung dari 3 adik perempuan, Iit Sriyantini, Hidayati, dan Titik Ritawati. Bantaran Kali Anyar menjadi tempat tinggal ketiga keluarganya.
Sebelumnya mereka pernah tinggal di daerah Bantaran Kali Pepe kemudian pindah ke Srambatan sampai ia selesai sekolah TK. Kini ia tinggal di Pasar Gilingan di Bantaran Kali Anyar ini. Menjadi penghuni liar bantaran kali serba tidak enak, harus siap jika sewaktu-waktu digusur paksa. Itulah yang dialami ia dan keluarganya. Sehari-hari, saat ia kecil, ia dihadapkan pada kehidupan yang keras. Setiap pulang sekolah, ia membantu bapaknya bongkar-muat gerobak kayu dan bambu. Begitu juga di hari libur, hanya ada waktu sedikit untuk bermain. Sebagai sulung dari empat bersaudara, dipundaknya ada tanggung jawab yang harus dipikul, membantu dan menggantikan peran bapaknya dalam berbagai hal. Dan, seperti tradisi pada umumnya, anak pertama diharapkan dapat mewarisi dan meneruskan apa yang telah diperjuangkan orangtua: menjadi tukang kayu.
            Waktu begitu cepat berlalu , liburan panjang sebentar lagi datang. Hari ini adalah  hari terakhir ia masuk sekolah serta hari penerimaan raport kenaikan kelas 3 SMP. Semester lalu ia memang selalu juara kelas lantaran ia rajin belajar. Namun akhir – akhir ini, ia lebih sering bermain daripada belajar. Pak Jumadi wali kelasnya mengumumkan bahwa ia mendapat rangking satu walaupun nilainya sama dengan Dewi, teman sekelasnya. Ia segera memberitahukannya pada orang tuanya. Orang tuanya senang dengan apa yang didapatnya. Liburannya diisi dengan bermain bersama Giman dan Harno, temannya. Dan ia juga membantu bapakknya. Pernah suatu ketika, Giman mengajaknya melihat pentas musik rock Trenchem di lapangan Jebres samping Kelurahan Jebres. Akhirnya ia pun menyukai musik rock.
           





Ini hari pertamanya masuk sekolah setelah pembagian kelas. Ia  masuk kelas 3A bersama Giman, sementara Harno berada di kelas 3C. Namun mereka tetap saling berhubungan saat jam istirahat. Senin kemarin Jokowi mendapat teman baru yang bernama Rudi. Anak sekampung dengan Giman itu mulai akrab dengannya. Tak terasa tiga bulan lagi akan ada ujian kelulusan. Semua anak diliputi rasa ketengangan. Tiap saat diisi dengan belajar. Sebagai anak Surakarta, Jokowi akrab dengan Terminal Tirtonadi. Disana ia sering membeli poster grup band rock favoritnaya.
           
Mencangklong tas slempang bersisi berkas pendaftaran ke SMA, Jokowi dengan semangat menuju SMA 1 Surakarta. Meskipun ia berprestasi di sekolah namun untuk menjadi siswa SMA 1 memang harus punya DANEM (Daftar Nilai Ebtanas Murni) yang mencapai angka yang ditetapkan, dan angka itu masih di atas angka yang dipetiknya di ujian kelulusan SMP. Dengan nekat ia mendaftar ke SMA 1 Surakarta dengan harapan ada bangku cadangan. Sesampainya di SMA 1 Surakarta ia langsung ditolak. Setelah gagal di SMA 1 Surakarta ia kemudian mendaftar di SMA 6. Di sekolah itu nilainya kelebihan, yang artinya ia akan diterima menjadi siswa di sekolah itu.
Tak terasa waktu terus berlalu. Sebentar lagi ujian kelulusan. Jokowi lebih sering belajar daripada bermain dan membantu bapaknya. Akhirnya ujian kelulusan bisa ia lalui ia memperoleh nilai yang memuaskan dan ia berhasil lulus dengan menjadi juara umum di sekolahnya. Ia ingin melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi. Orang tuanya menyetujuinya meskipun orang tuanya sempat berpikir – pikir karena masalah biaya.
Masa perploncoan telah usai. Ia diterima menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dengan segala keterbatasan ia sementara tinggal di Asrama Putra Darmaputra. Usai perploncoan selama 1 minggu, pada Sabtu siang usai penutupan masa orientasi, ia pulang ke Surakarta. Libur akhir pekan telah usai ia kembali ke asrama. Karena suasana asrama kurang mendukung ia dan teman - temannya memutuskan untuk indekos. 






Di akhir pekan ia pulang ke Surakarta. Setelah sampai di Terminal Tirtonadi ia bertemu Rudi teman SMP dan SMAnya dulu. Rudi pun mengantarnya untuk pulang. Sesampai di rumah ia melihat adiknya, Iit sedang belajar bersama seorang gadis cantik yang bernama Iriana. Di kamarnya Jokowi selalu terbayang wajah Iriana. Setelah setahun lebih saling kenal Jokowi menyatakan perasaan perasaannya kepada Iriana. Iriana pun menerima Jokowi sebagai pacarnya. Sejak berpacaran dengan Iriana, banyak hal yang mereka lewati bersama. Meskipun Jokowi kuliah di jogjakarta dan Iriana di Surakarta mereka tetap saling berkomusikasi hampir setiap akhir pekan.
Setelah lulus kuliah Jokowi menerima tawaran bekerja di pabrik kertas di Aceh.  Jokowi saling berkomunikasi dengan Iriana lewat surat. Setelah satu setengah tahun hanya saling kirim surat, isi surat terakhir Jokowi akan segera melamar Iriana. Setelah melamar Iriana, dengan rembuk keluarganya dan keluarga Iriana, ditentukan tempat pernikahan, yaitu di Turisari, rumah keluarga Iriana. Mereka pun menikah pada hari Rabu, 24 Desember 1986. Usai pernikahan Jokowi membawa istrinya ke Aceh. Setelah berada  selama satu setengah tahun dan Iriana hamil, Jokowi berencana pulang ke Surakarta.
            Sesampainya di Solo, untuk sementara mereka tinggal di Turisari. Jokowi bekerja di Toko Roda Jati milik pakdhenya. Beberapa bulan kemudian anak pertamanya lahir yang diberi nama Gibran Rakabuming. Kurang lebih setelah setahun bekerja di toko Pakdhenya, Jokowi ingin membuka usaha sendiri. Setelah berkonsultasi dengan bapaknya, akhirnya sertifikat tanah ia agunkan ke bank dengan nilai riga puluh juta rupiah. Dengan modal itu ia menyewa lahan senilai satu setengah juta rupiah di daerah Sekip, Kadipiro. Bangunan untuk memajang hasil dagangannya masih terbuat dari gedek dan hanya memperkerjakan 3 orang karyawan. Lambat laun, seiring bergantinya hari, usaha yang dirintisnya mengalami kemajuan.
            Pada suatu hari Jokowi mendapat banyak pesanan. Tapi setelah barang itu dikirim ia tidak menemukan alamat pemesannya. Ternyata ia ditipu oleh seorang pemesan. Ia memutuskan berhenti produksi. Tetapi setelah delapan bulan tidak produksi ia memutukan untuk produksi lagi. Banyak pembeli datang dari luar negeri. Bisnisnya pun menggeliat kembali.
            Setelah beberapa hari ia memutuskan terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai wali kota. Ia memberitahukan niatnya itu kepada istrinya. Walaupun awalnya istrinya tidak menyetujuinya akhirnya dengan banyak diskusi istrinya pun menyetujui niatnya tersebut. Ia juga memberi tahukan niatnya tersebut kepada ibunya. Ibunya menyetujuinya dengan syarat jika ia ia terpilih dia tidak boleh mengecawakan rakyatnya.










3 komentar: